“Madjelis Umum ini tentunja akan menghadapi banjak hal-hal jang penting. Tetapi tidaklah ada hal jang lebih daripada perdamaian. Mengenai ini, saja pada saat ini tidak membitjarakan soal-soal jang timbul antara Negaea-Negara Besar didunia. Soal-soal demikian itu sangat vital, bagi kami, dan saja nanti akan kembali pada soal-soal tersebut. Tapi tengoklah sekeliling dunia kita ini. Dibanjak tempat terdapat ketegangan-ketegangan dan sumber-sumber sengketa potensiil. Perhatikanlah tempat tempat itu dan tuan akan djumapi, bahwa hampir tanpa perketjualian, imperialisme dan kolonialisme didalam salah satu dari banjak manifestasinja adalah sumber ketegangan atau sengketa itu. Imperialisme dan kolonialisme dan pemisahan terus-menerus setjara paksa dari bangsa-bangsa merupakan sumber dari hampir semua kedjahatan internasional jang mengantjam didunia kita ini.
Sebelum kedjahatan-kedjahatan dari masa-lampau jang terkutuk itu diachiri, tidak akan ada ketenangan atau perdamaian diseluruh dunia ini.
Imperialisme, dan perdjuangan untuk mempertahankannja, merupakan kedjahatan jang terbesar didunia kita ini. Banjak diantara tuan-tuan dalam Sidang ini tidak pernah mengenal imperialisme. Banjak diantara tuan-tuan lahir merdeka dan akan mati merdeka. Beberapa diantara tuan-tuan lahir dari bangsa-bangsa jang telah mendjalankan imperialisme terhadap jang lain tetapi tidak pernah menderitanja sendiri. Akan tetapi saudara-saudara saja di Asia Afrika telah mengenal tjambuk imperialisme. Mereka telah menderitanja. Mereka mengenal bahajanja dan kelitjikannja serta keuletannja.
Kami di Indonesia mengenalnja djuga. Kami adalah ahli-ahli dalam soal ini ! Berdasarkan pengetahuan itu dan berdasarkan pengalaman itu, saja katakan pada tuan-tuan bahwa berlandjutnja imperialisme dalam setiap bentuknja merupakan suatu bahaja jang besar dan jang berlarut-larut.
Imperialisme belum lagi mati. Ja, sedang dalam keadaan sekarat; ja, arus sedjarah sedang melanda bentengnja dan menggeroti pondamen-pondamennja; ja, kemenangan kemerdekaan dan nasionalisme sudah pasti. Akan tetapi – dan tjamkanlah perkataan saja ini – imperialisme jang sedang sekarat itu berbahaja sama berbahajanja dengan se-ekor harimau jang luka didalam rimba raja tropik.
Ini saja tegaskan pada tuan-tuan – dan saja sadar bahwa saja sekarang berbitjara untuk saudara-saudara saja di Asia dan Afrika – perdjuangan untuk kemerdekaan senantiasa dibenarkan dan senantiasa benar. Mereka menentang gerakmadju jang tidak terelakkan dan kemerdekaan nasional dan hak menentukan nasib sendiri, adalah buta; mereka jang berusaha untuk mengembalikan apa jang tidak dapat dikembalikan merupakan bahaja bagi mereka sendiri dan bagi dunia.
Sebelum kenjataan-kenjataan ini – dan ini memang kenjataan-kenjataan – diakui, tidak akan ada perdamaian didunia ini, dan tidak akan lenjaplah ketegangan. Saja serukan kepada tuan-tuan : tempatkanlah kewibawaan dan kekuatan moril dari Organisasi Negara-Negara ini dibelakang mereka jang berdjuang untuk kemerdekaan. Lakukanlah itu setjara djelas dan tegas. Lakukanlah itu sekarang ! Lakukanlah, dan tuan-tuan akan memperoleh dukungan bulat dan tulus-ichlas dari semua orang jang berkemauan baik. Lakukanlah sekarang, dan generasi-generasi jang akan datang akan menghargai tuan-tuan. Saja serukan kepada tuan-tuan, kepada semua anggauta Perserikatan Bangsa-Bangsa: Bergeraklah bersama arusnja sejarah; djanganlah mentjoba membendung arus itu.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sekarang ini djuga berkesempatan untuk membangun bagi dirinja sendiri; reputasi dan gensi jang besar. Mereka jang berdjuang untuk kemerdekaan akan mentjari sokongan dan sekutu-sekutu dimana sadja dapat diperolehnja; alangkah baiknja bilamana mereka berpaling kepada badan ini dan kepada Piagam kita daripada kepada sesuatu kelompok atau bagian dari badan ini.
Lenjapkanlah sebab-sebab peperangan, dan kita akan merasa damai. Lenjapkanlah sebab-sebab ketegangan dan kita akan merasa tenang. Djangan ditunda-tunda. Waktunja singkat. Bahajanja besar.
Ummat manusia diseluruh dunia berteriak minta perdamaian dan ketenangan, dan hal-hal itu adalah dalam kekuasaan kita. Djangan mentjegahnja, karena nanti badan ini akan ditjemarkan namanja dan ditinggalkan. Tugas kita bukannja untuk mempertahankan dunia ini, akan tetapi untuk membangun dunia kembali ! Hari depan – andai-kata ada hari depan – akan menilai kita berdasarkan berhasilnja tugas kita ini.
Saja minta kepada bangsa-bangsa jang sudah lama berdiri, djanganlah menganggap remeh kekuatan nasionalisme. Djika tuan menjangsikan kekuatannja, tengoklah disekitar Madjelis ini dan bandingkanlah dengan San Franscisco lima belas tahun jang lalu.
Nasionalisme, nasionalisme jang mentjapai kemenangan dengan gemilang, telah menjebabkan perobahan ini, dan ini adalah baik. Dewasa ini dunia diperkaja dan dimuliakan oleh kebidjaksanaan dari parapemimpin-pemimpin bangsa-bangsa berdaulat jang baru dibentuk. Untuk menjebut enam dari banjak tjontoh-tjontoh, jakni seorang Norodom Sihanouk, seorang Nasser, seorang Nehru, seorang Sekou Toure, seorang Mao Tse Tung dan seorang Nkrumah. Bukanlah dunia mendjadi lebih baik, djika mereka berada disini daripada mereka mempergunakan seluruh hidupnja dan seluruh kekuatannja untuk menggulingkan imperialisme jang membelenggu mereka ? Dan bangsa-bangsa mereka-pun sudah merdeka, dan lebih banjak lagi bangsa jang merdeka.Bukanlah dengan demikian dunia mendjadi suatu tempat jang lebih baik dan lebih kaja ?
Memang, saja tidak perlu membentangkan kepada tuan-tuan bahwa kami dari Asia dan Afrika menentang kolonialisme dan imperialisme. Lebih daripada itu, siapakah dalam dunia sekarang ini masih akan membela hal-hal itu? Setjara universil hal-hal itu telah dikutuk, dan sudah sepantasnja, dan alasan-alasan sinis jang usang itu tidak terdengar lagi. Pertentangan sekarang berpusat pada persoalan kapankah daerah-daerah djadjahan akan merdeka, dan bukan pada persoalan apakah mereka akan merdeka.
Tetapi saja hendak menegaskan soal ini. Oposisi kami terhadap kolonialisme dan imperialisme timbul daik dari hati maupun dari kepala kami. Kami menentangnja atas dasar kemanusiaan, dan kami menentangnja pula dengan alasan bahwa hal ini merupakan suatu antjaman jang besar dan makin besar lagi terhadap perdamaian.
Tiadanja persesuaian pendapat dengan kekuatan-kekuatan kolonial berkisar pada soal-soal waktu dan keamanan, karena sekarang setidak-tidaknja mereka beromong-omong tentang tjita-tjita kemerdekaan nasional.
Oleh karena itu renungkanlah dalam-dalam mengenai nasionalisme dan kemerdekaan, mengenai patriotisme dan mengenai patriotisme dan mengenai imperialisme. Renungkanlah dalam-dalam, demikian permohonan saja, djangan sampai arus sedjarah melanda tuan-tuan.
Dewasa ini, kita banjak mendengar dan membatja mengenai perlutjutan sendjata. Perkataan itu biasanja dipakai dalam hubungan perlutjutan sendjata nuklir dan atom. Maafkanlah saja. Saja seorang sederhana dan seorang jang tjinta damai. Saja tidak dapat bitjara mengenai detail-detail perlutjutan sendjata. Saja tidak dapat memberikan penilaian mengenai pendapat-pendapat jang bersaingan tentang pengawasan, mengenai pertjobaan-pertjobaan dibawah tanah dan mengenai tjatatan-tjatatan seismografik.
Mengenai persoalan-persoalan imperialisme dan nasionalsime saja seorang ahli, sesudah seumur hidup mempeladjarinja dan berdjuang, dan mengenai soal-soal ini saja bitjara dengan kewibawaan. Tetapi mengenai persoalan-persoalan peperangan nuklir saja hanja seorang biasa sadja, mungkin seperti tetangga tuan atau seperti saudara tuan-tuan atau bahkan seperti ajah tuan. Saja ikut merasakan kengerian mereka, saja ikut merasakan ketakutan mereka.
Saja ikut merasakan kengerian dan ketakutan, itu karena saja adalah bagian dari dunia ini. Saja punja anak-anak, dan haridepan mereka terantjam bahaja. Saja seorang Indonesia, dan bangsa itu terantjam bahaja.
Mereka jang mempergunakan sendjata penghantjuran masal itu sekarang harus menghadapi hati-nurani mereka sendiri, dan achirnja mungkin dalam keadaan hangus mendjadi debu radio-aktif, mereka harus menghadapi Al Chaliknja. Saja tidak iri terhadap mereka.
Mereka jang mempersoalkan perlutjutan sendjata nuklir djangan lupa bahwa kami, jang dalam hal ini sebelumnja tidak dapat bersuara, sedang memperhatikan dan mengharap-harap.
Kami sedang memperhatikan dan mengharap-harap, toh kami diliputi oleh ketjemasan, karena djika perang nuklir menghantjurkan dunia kita ini, kami djuga ikut menderita.
Tidak seorang machlukpun berhak untuk menggunakan hak-hak pererogatif dari Tuhan Jang Maha Kuasa. Tidak seorangpun berhak memergunakan bom-bom hidrogin. Tidak satu bangsa pun berhak untuk menjebabkan kemungkinan hantjurnja semua bangsa-bangsa.
Tiada suatu sistim politik, tiada suatu organisasi ekonomi jang lajak untuk menjebabkan musnahnja dunia, termasuk sistim maupun organisasi sendiri.
Djika hanja negara-negara jang bersendjata hidrogin jang tersngkut dalam persoalan ini, maka kami bangsa-bangsa Asia dan Afrika tidak akan menghiraukannja.Kami hanja akan melihat sadja sambil mendjauhkan diri, dengan perasaan heran mengapa negara-negara, darimana kami beladjar sedemikian banjaknja itu, serta jang sangat kami kagumi itu, pada dewasa ini harus tenggelam dalam immoralitet. Kami akan dapat berseru: “Terkutuklah kalian!”, dan kami akan dapat kembali kedalam dunia kami sendiri jang lebih berimbang dan damai!.
Tetapi kami tak dapat berbuat demikian. Kami bangsa Asia telah menderita akibat bom atom. Kami bangsa Asia terantjam lagi dan selain itu kami merasa sebagai suatu kewadjiban moral untuk memberikan bantuan dimana mungkin. Kami bukanlah musuh Timur maupun Barat. Kami merupakan suatu bagian dari dunia ini dan kami ingin membantu.
Ini adalah suatu djeritan dari hati-sanubari Asia. Biarkanlah kami membantu memetjahkan masalah-masalah ini. Mungkin tuan-tuan memperhatikannja terlampau lama, dan tak lagi melihatnja setjara djelas.Biarlah kami membantu tuan-tuan, dan dalam membantu tuan-tuan, kami bantu diri kami sendiri, dan semua generasi jang akan datang diseluruh dunia ini.
Djelaslah, bahwa masalah perlutjutan sendjata bukan hanja perselisihan pendapat tentang dasar-dasar tehnis jang sempit. Ini adalah pula persoalan saling mempertjajai. Sebetulnja telah djelas, bahwa dalam bidang tehnik dan dalam tjara-tjara berunding dan berdiplomasi, sesungguhnja antara kami dari Asia-Afrika dan kedua blok itu tidaklah banjak berbeda. Soalnja sebenarnja lebih merupakan soal saling tidak mempertjajai. Ini adalah suatu masalah jang dapat dipetjahkan dengan tjara-tjara itu. Negara-negara lain jang hendak tergabung dalam suatu blok, bisa memberi bantuan dalam hal ini ! Kami tidak kurang pengalaman dan kepandaian untuk mengadakan pembitjaraan-pembitjaraan. Mungkin perantaraan kami dapat djuga berharga. Mungkin kami dapat pula memberikan bantuan dalam mentjari suatu penjelesaian. Mungkin – Siapa tahu – kami dapat memperlihatkan kepada tuan-tuan, djalannja menudju kearah satu-satunja perlutjutan sendjata jang sesungguhnja, jaitu perlutjutan sendjata didalam hati manusia, perlutjutan ketidak-pertjajaan dan kebentjian manusia.
Tidak sesuatupun lebih mendesak daripada hal ini. Dan persoalan ini adalah demikian vital bagi seluruh ummat manusia, seluruh ummat manusia harus ikut-sertakan dalam pemetjahannja. Saja kira pada saat ini kita boleh berkata, bahwa sebenarnja hanjalah desakan dan usaha dari negara-negara non-blok akan memberikan hasil jang diperlukan seluruh dunia. Pembitjaraan jang sungguh-sungguh tentang perlutjutan sendjata, didal rangka organisasi ini, dan didasarkan pada suatu harapan jang sungguh-sunguh akan suksesnja, adalah jang essensiil sekarang ini.
Saja tekankan “dalam rangka organisasi ini”, karena hanja Madjelis inilah jang mulia mendekati suatu tjerminan jang sebenarnja dari dunia dimana kita hidup.
Renungkan, renungkan sedjenak, apa jang mungkin terdjadi djika kita dapat meletakan suatu dasar bagi perlutjutan sendjata jang sedjati. Ingatlah akan dana-dana jang sangat besar jang dapat digunakan untuk perbaikan dunia dimana kita hidup ini. Ingatlah akan daja gerak jang maha hebat jang dapat diberkan kepada perkembangan mereka jang kurang madju, sekalipun hanja sebagian sadja dari anggaran belandja pertahanan dari Negara-Negara madju disalurkan kearah itu. Ingatlah akan bertambahnja setjara hebat kebahagiaan manusia, produktivitet manusia dan kesedjahteraan manusia, djika hal itu diselenggarakan.
Perlu saja tambahkan sesuatu lagi pada hal ini. Djika ada suatu immoralitet jang lebih besar daripada memperagakan sendjata-sendjata hidrogen, maka hal itu adalah melakukan pertjobaan-pertjobaan dengan sendjata tersebut. Saja tahu ada bahwa ada suatu perbedaan pendapat ilmiah tentang akibat genetik daripada pertjobaan-pertjobaan itu. Akan tetapi perbedaan itu hanja mengenai djumlah korban-korban. Tentang adanja akibat genetik jang buruk terdapat persesuaian pendapat. Pernahkah mereka jang mengerahkan pertjobaan-pertjobaan itu membajangkan akibat-akibat perbuatan mereka? Pernahkah mereka melihat kepada anak-anak mereka sendiri dan merenungkan akibat-akibat itu? Pada dewasa ini pertjobaan-pertjobaan dengan sendjata-sendjata nuklir ditangguhkan, – perhatikan tidak dilarang, tetapi hanja ditangguhkan. Maka marilah kita pergunakan kenjataan ini sebagai dasar untuk melarang pertjobaan, dan kemudian untuk perlutjutan sendjata jang sungguh-sungguh.
Sebelum meninggalkan persoalan-persoalan sendjata, saja hendak memberikan suatu ulasan lagi.Berbitjara tentang perlutjutan sendjata memang baik. Tetapi berusaha dengan sungguh-sungguh menjusun suatu persetudjuan perlutjutan sendjata akan lebih baik. Dan jang terbaik adalah pelaksanaan daripada persetudjuan perlutjutan sendjata itu.
Akan tetapi marilah kita realistis. Bahkan pelaksanaan daripada persetudjuan perlutjutan sendjatapun tidak akan merupakan djaminan bagi perdamaian didunia jang dalam kesengsaraan dan kesukaran. Perdamaian hanja akan datang djika sebab-sebab ketegangan dan bentrokan disingkirkan.
Djika ada suatu sebab untuk bentrokan, maka manusia akan berdjuang dengan bambu runtjing, djika tidak terdapat sendjata lain. Saja tahu oleh karena bangsa sendiri melakukannja dalam perdjuangan kami untuk kemerdekaan.Kami telah berdjuang dengan menggunakan pisau dan bambu runtjing. Untuk mentjapai perdamaian, kita harus menjingkirkan kan sebab-sebab ketegangan dan sebab-sebab bentrokan itu. Itulah sebabnja saja berbitjara dari lubuk hati saja mengenai perlunja bekerdja-sama untuk menjebabkan matinja jang hina dari imperialisme.
Dimana terdapat imperialisme dan dimana terdapat penjusunan kekuatan bersendjata jang serentak, maka keadaan memang bahaja. Sekali lagi saja berbitjara berdasarkan pengalaman. Begitulah keadaannja di Irian Barat. Begitulah keadaan diseperlima wilajah nasional kami jang pada dewasa ini masih tetap membungkuk dibawah belenggu imperialisme.
Komentar
Posting Komentar